Manajemen Bakat Tim

Manajemen Bakat Tim

Kita akan bahas 4 langkah bagaimana manajemen bakat tim tersebut lebih mendetail dimana artikel sebelumnya membahas berkaitan dengan talent management, apa saja langkah langkahnya ?

  1. Menemukan Bakat

langkah pertama dalam manajemen bakat tim – Bakat tidak berhubungan dengan kemahiran yang membawa ketenaran, bukan tentang Michael Jordan yang menjadi legenda dalam permainan bola basket, bukan Christiano Ronaldo yang menjadi idola sepak bola, bukan pula Oprah Winfrey (host terkenal), atau Reza Rahardian (aktor ternama). Ya, mereka memang berbakat, tetapi bakat ini bukan hal langka yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu seolah-olah mereka diturunkan secara spesial dan limited edition.

Buckingham & Coffman menjelaskan bahwa bakat adalah sebuah pola pengulangan dari pikiran, perasaan, atau perilaku yang dapat dimanfaatkan secara produktif. Menurutnya, bakat adalah perilaku yang sering atau secara berulang kali dilakukan.

Hal tersebut kemudian Misalnya saja, kemampuan naluriah Anda untuk mengingat nama seseorang dan bukan hanya wajahnya adalah sebuah bakat, begitu juga keinginan Anda untuk merapikan buku dan mengurutkannya berdasarkan abjad juga merupakan sebuah bakat. Kegemaran Anda pada teka-teki silang dan tertarik pada pekerjaan-pekerjaan berisiko atau perasaan tidak sabar juga merupakan sebuah bakat.

Setiap pola yang berulang dan dapat dimanfaatkan secara produktif maka dapat dikatakan sebagai suatu bakat.

Setiap peran tertentu jika ingin dilakukan secara sempurna maka diperlukan sebuah bakat. Semua pekerjaan yang membutuhkan pengulangan pikiran, pengulangan perasaan, serta pengulangan perilaku juga didibutuhkan suatu bakat tertentu. Di situlah talents management berperan.

  1. Antara Keahlian, Pengetahuan, dan Bakat

Apa perbedaan antara keahlian, pengetahuan, dan bakat?

Perbedaannya yaitu Anda bisa melatih keterampilan dan mengajarkan pengetahuan, tetapi tidak dengan bakat yang tidak dapat diajarkan.

Anda bisa mengajarkan pengetahuan tentang aset dan liabilitas, debit dan kredit, atau antara modal dan utang.

Anda bisa melatih cara menyusun laporan arus kas, laporan laba rugi, dan neraca sekaligus membuat analisis keuangan kepada seorang akuntan internal hingga mahir menulis laporan arus kas, laba rugi, neraca, hingga membuat analisis keuangan untuk organisasi. Akan tetapi, Anda tidak bisa mengajarkan rasa penasaran ketika angka-angka neraca tidak cocok atau tidak seimbang.

Anda tidak bisa mengajarkan kepada mereka untuk memiliki keinginan agar mencobanya lagi dan merasa dunia menjadi sempurna ketika mereka mampu membuat angka-angkanya sesuai. Anda tidak bisa membuat mereka merasa bahagia untuk melakukannya secara terus-menerus dan berulang. Hal inilah yang disebut dengan bakat.

Ketelitian dan kecintaan terhadap kesempurnaan bukan merupakan sebuah keahlian, juga bukan merupakan sebuah pengetahuan, melainkan sebuah bakat. Seseorang bisa saja menjadi akuntan walaupun tidak memiliki bakat di bidang akuntansi, tetapi ia tidak akan menjadi unggul sebagai seorang akuntan.

Jika bakat ini dilalui begitu saja maka seorang pemimpin dan manajer tidak akan mampu meningkatkan tim hingga kapasitas terbaiknya, kita makin sadar pentingya manajemen bakat tim

  1. Setiap Peran Membutuhkan Bakat

Sebuah mitos jika bakat dikatakan sebagai sesuatu yang langka dan istimewa. Salah juga jika terdapat pandangan bahwa pekerjaan-pekerjaan kecil tidak membutuhkan bakat. Jika kita menginginkan pencapaian terbaik maka kita memerlukan suatu bakat.

Berdasarkan pengalaman kami ketika menjadi HRD atau menjadi konsultan SDM di beberapa rumah sakit membuktikan bahwa seorang perawat terbaik bisa mengurangi rasa sakit pasien ketika menerima suntikan.

Hal ini bukan semata-mata karena teknik suntikan dan jarum suntik yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah atau karena alkohol serta cairan yang dapat mengurangi rasa sakit.

Akan tetapi justru karena mereka memiliki bakat empati. Dengan bakat itu, mereka lantas bisa memperkenalkan diri, menenangkan pasien, dan meyakinkan bahwa suntikan itu tidak menyakitkan.

Ditambah dengan pengetahuan dan keahlian dalam memberikan suntikan yang pernah dipelajarinya di bangku kuliah maka ketiga kombinasi ini menjadikan mereka perawat dengan kapasitas terbaik. Mereka yang berempati dan bekerja sebagai seorang perawat adalah orang yang istimewa.

Mereka bisa berbagi rasa sakit dengan pasien. Mereka merupakan orang-orang yang memiliki bakat di bidang tersebut. Bakat sebenarnya tidaklah istimewa, tetapi peran yang sesuai dengan bakat itulah yang menjadikan mereka istimewa.

Tidak hanya pekerjaan-pekerjaan besar, ternyata peran dan pekerjaan kecil semisal petugas housekeeping hotel juga memerlukan bakat. Seorang petugas housekeeping tidak hanya membutuhkan tenaga dan mengetahui cara membersihkan/merapikan ruangan, akan tetapi meraka harus mampu membayangkan ketika mereka menjadi seorang tamu.

Ketika seorang tamu datang maka kemungkinan hal yang pertama kali dilakukan yaitu menyalakan AC, berbaring di atas kasur, dan memencet remote TV. Oleh karena itu, mereka harus mengecek dan memastikan semuanya dengan baik.

Tidak hanya itu, mereka juga harus memastikan toilet dan kamar mandi yang wangi, kering, dilengkapi dengan peralatan yang tertata rapi, bersih, dan siap digunakan. Peran kecil ini membutuhkan empati dan ketelitian. Peran kecil ini membutuhkan bakat.

  1. Mengelola Bakat Tim Anda

Salah satu tools yang bisa dipakai untuk menemukan bakat sekaligus memetakan kekuatan dari tim Anda adalah menggunakan tools ST 30 (Strength Typology 30).

Tools ini dapat dengan mudah memetakan kekuatan tim Anda sekaligus mengevaluasi Anda (sudah menempatkan tim pada posisi pekerjaan yang sesuai dengan kekuatan mereka atau justru sebaliknya menempatkan mereka pada pekerjaan yang justru menjadi kelemahan mereka).

ST 30 dapat diakses secara gratis dengan melakukan analisis online melalui www.temabakat.com dan mengunduh hasilnya dalam versi PDF lengkap dengan hasil dan keterangannya.

Setiap anggota tim memiliki bakat-bakat dominan. Dan hal paling sederhana yang perlu dilakukan yaitu dengan memanfaatkan bakat secara optimal. Anda bisa memilihkan peran-peran yang paling sesuai dengan bakat-bakat dominan pada tim Anda sambil terus mengembangkan diri melalui berbagai pendidikan dan pelatihan.

Berdasarkan hasil tes menggunakan tools ST 30, kita akan menemukan hal-hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan anggota tim kita.

Memang tidak semua orang bisa mendapatkan kemewahan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai bakat. Walaupun demikian, hal itu bukan menjadi penghalang untuk tetap memanfaatkan bakat-bakat yang telah dikaruniakan pada kita. Kita tidak sempurna, sesuai dengan kenyataan adanya bakat-bakat yang menjadi kelemahan kita. Namun hal itu justru menjadi peluang bagi kita untuk bisa menjalin suatu kerja sama.

Oleh karena itu, kita perlu mengomunikasikan bakat-bakat dominan kita dan tim kita. Bukan hanya bakat-bakat dominan, tetapi juga yang menjadi potensi kelemahan. Dengan saling mengetahui kekuatan dan kelemahan, setiap orang diharapkan bisa berkolaborasi untuk saling melengkapi kelemahan-kelemahan masing-masing.

manajemen bakat tim – Berikut ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang bisa kita lakukan dan orang-orang yang bisa bekerja sama dengan kita secara maksimal.

  1. Gunakan Bakat-Bakat Dominan Sebanyak Mungkin

“Gunakan bakat-bakat dominan sebanyak mungkin”, saran tersebut biasa diberikan oleh seorang pemandu bakat kepada anak bimbingannya. Sayangnya, tidak semua bakat yang kita miliki selalu sesuai dengan kebutuhan yang ada di tempat kerja. Ada kalanya bakat yang kita gunakan justru mengganggu pekerjaan yang dilakukan. Akibatnya, bakat kita tidak mencapai sasarannya. Sebut saja bakat analytical yang selalu menginginkan bukti data di balik setiap fakta. Alih-alih bisa mengatasi masalah yang mendesak untuk diselesaikan, tim dengan bakat ini hanya akan membuat jengkel rekan-rekan di tempat kerja. Jika hal itu yang terjadi maka tidak ada yang bisa dilakukan selain melupakan saja bakat Anda tersebut untuk sementara.

Di samping mengabaikan bakat yang tidak efektif, kita juga bisa mengelola kelemahan kita dalam bakat-bakat tertentu. Cara paling mudah tentu saja mencarikan mitra kerja yang bisa menggantikan peran. Sebenarnya tidak sulit menemukan orang yang cocok untuk mengisi peran-peran di mana terdapat kelemahan di dalamnya. Hal yang paling sulit justru mengakui kelemahan itu sendiri. Begitu kita menerima kelemahan tim kita, kita akan berusaha menemukan orang yang bisa menolong.

Cara lain mengatasi kelemahan adalah mencoba untuk menjadi sedikit lebih baik dalam bakat kita yang lemah tersebut. Misalnya dalam bakat disiplin. Bagi seseorang yang lemah dalam bakat tersebut maka tidak perlu menjadi yang terbaik, tetapi cukuplah menjadi sedikit lebih baik dalam hal kedisiplinan.

  1. Berkolaborasi untuk Saling Menguatkan

Telah disinggung sebelumnya bahwa syarat berhasilnya sebuah kerja sama adalah ketika setiap orang memperlakukan mitra kerjanya secara unik. Setiap orang diperlakukan dengan selalu mempertimbangkan kekuatan-kekuatannya. Gallup sendiri dalam penelitiannya telah menemukan elemen-elemen yang bisa membentuk suatu kemitraan (engagement) yang kuat. Salah satu dari elemen-elemen tersebut adalah adanya kekuatan yang saling melengkapi. Alih-alih tim Anda diarahkan untuk bermitra dengan orang-orang yang memiliki kekuatan sama, akan lebih baik bila kita arahkan untuk bekerja sama dengan mereka yang bisa mengatasi kelemahannya.

Untuk mengetahui kerja sama yang ada telah saling melengkapi kekuatan maka kita bisa mengujinya dengan tiga pertanyaan. Pertama, apakah kita saling melengkapi kekuatan? Kedua, apakah kita saling membutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan? Ketiga, apakah mitra kerja kita melakukan beberapa tugas lebih baik daripada saya dan begitu juga sebaliknya? Bila semua jawabannya “ya” maka kerja sama yang ada benar-benar saling melengkapi kekuatan yang ada.

Masalahnya, orang sering kurang menghargai hal yang menjadi kekuatannya dan tidak mengakui kelemahannya. Itulah sebabnya jujur terhadap diri sendiri dan orang lain tetap menjadi langkah awal berhasilnya suatu kerja sama.

Oh ya saran kami, Anda perlu melakukan analisis bakat secara lebih mendetail, terutama untuk tim inti Anda. Untuk menganalisis tim inti Anda, seperti para manajer dan supervisor, Anda bisa menggunakan TMA (Talents Mapping Asessment).

Dalam TMA ini, Anda tidak hanya mendapatkan strength typology dari tim Anda, tetapi juga akan diberikan asessment mengenai pekerjaan yang bisa dikerjakan, pekerjaan yang membutuhkan orang lain, cara mengoptimalkan setiap kekurangan, dan cara untuk menyiasati kelemahan. Semuanya dalam sesi asessment antara asessor dengan tim Anda sehingga bisa menemukan kolaborasi yang tepat antara Anda dengan tim. Informasi detail bisa Anda baca di website kami dengan men-scan barcode berikut ini : (barcode)

Pembahasan berkaitan dengan manajemen bakat tim di bahas secara lengkap di kelas yang kami selenggarakan HRM Mastery dengan tool dan asesment secara langsung,

Butuh bantuan?