shifting leadership – Pernahkah Anda berpikir bahwa cara yang Anda pelajari selama ini mengenai organisasi, pengelolaan organisasi, dan tim ternyata sudah ketinggalan zaman alias usang ?
Bahkan bisa jadi pola pikir Anda yang saat ini dipakai untuk mengelola organisasi justru menjadi sumber masalah pada organisasi yang sedang Anda pimpin?
Kita sepakat bahwa dunia bisnis yang berkembang saat ini telah berubah dan berbeda jauh dibandingkan masa 20, 50, apalagi 100 tahun yang lalu. Konsep manajemen yang saat ini kita anut pun bisa jadi sudah kadaluarsa. Artinya, jika manajemen dan pola pikir lama tersebut masih digunakan sampai saat ini maka hal tersebut akan bisa menjadi penyebab kehancuran bisnis Anda.
Oleh karena itu, sebelum kita berbicara mengenai cara mengelola tim, alangkah lebih baik jika kita memulainya dengan mengubah pola pikir kita terlebih dahulu.
Kami menyebutnya dengan istilah shifting leadership paradigm. Lalu, bagaimana mindset yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin pada era digital seperti saat ini?
Berikut ini beberapa penjelasannya.
Mindset 1 : Bukan Laba tapi Visi
Pada masa lalu, organisasi dibangun atas satu kepentingan, yakni pencapaian laba. Organisasi tersebut terjebak dalam mentalitas industri yang mengejar margin laba besar, sementara pasar-pasar yang ada semakin kompetitif dan hanya dapat dimenangkan oleh organisasi yang mampu memberikan nilai tambah bagi penggunanya, masyarakat, dan seluruh stakeholder-nya.
Sebaliknya, organisasi masa depan yang bertahan lama dan mampu melintasi masa adalah organisasi yang mendahulukan visi sebelum laba. Visi yang kami maksud di sini adalah niat mulia dan alasan gerakan sosial.
Poin penting yang pertama harus Anda miliki sebagai seorang yang akan mengelola organisasi adalah menginstal pola pikir yang berbeda, sekaligus menguasai keahlian-keahlian berbeda dari yang Anda miliki saat ini. Anda tidak cukup hanya mengandalkan metode-metode manajemen konvensional untuk menyenangkan pelanggan, tim, pemasok, investor, dan sebagainya, melainkan harus selalu meng-upgrade strategi kreatif yang belum terpikirkan sebelumnya dan bermanfaat untuk lebih banyak orang.
Jika sebelumnya bisnis lebih mengarahkan fokusnya kepada pengembangan dan penjualan mobil mewah maka saat ini seharusnya sudah bergeser pada penyediaan alat transportasi yang murah, aman, dan ramah lingkungan.
Fakta yang telah kita rasakan manfaatnya saat ini yaitu mobil listrik, kendaraan hemat energi, dan transportasi online semacam Grab dan Go-Jek di mana telah berkembang begitu pesat.
Kita tidak cukup hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga harus memahami tradisi dan kebutuhan masyarakat.
Visi organisasi dan kepemimpinan bergeser dari yang awalnya sebagai seorang tuan menjadi seorang pelayan, di mana tugasnya melayani (to serve) dan menginspirasi (to inspire) tim inilah pentingnya paradigma shifting leadership
Mindset 2 : Bukan Memerintah tetapi Melayani dan Menginspirasi
Bagaimana Anda membayangkan seorang pemimpin dalam bisnis?
Seorang bos yang memiliki manajer-manajer madya (menengah) di mana mereka memiliki bawahan langsung beberapa supervisor dan mengelola bawahan langsung operator dan staf dalam organisasinya.
Dalam hierarki ini, setiap orang tahu persis sosok pimpinannya dan orang-orang yang berada di atasnya. Mereka juga akan memberikan laporan kerja atas kinerja tim di bawahnya. Sosok pemimpin pada hierarki ini memiliki tugas untuk menyusun rencana kerja dan rencana anggaran yang akan dilakukan dalam periode tertentu. Misalnya, rencana tahunan, semesteran, bulanan, hingga pekanan. Ada pun program kerja dan penganggaran didasarkan pada saran dan masukan kepala divisi dengan kontrol penuh agar anggaran dapat digunakan secara efisien dan tidak terjadi defisit di kemudian hari.
Selanjutnya, para bos memegang kendali penuh atas rencana-rencana yang dibuat sesuai dengan track, menyingkirkan hambatan-hambatan, menyelesaikan masalah, hingga menyingkirkan pihak-pihak yang menentang jabatan dan kewenangannya.
Seorang bos juga harus tahu setiap perkembangan organisasi dan memastikan setiap orang dapat bekerja dengan baik dan tidak membuang waktu untuk kegiatan yang tidak produktif.
Hal terpenting baginya adalah memastikan bahwa setiap pekerja telah mengetahui hal-hal yang harus dikerjakan beserta cara mengerjakannya.
Pada sistem hierarki ini pula seorang bos atau atasan hanya berbagi informasi dengan para manajer langsung di bawahnya atau dengan para tenaga spesialis/profesional, serta merahasiakan sebagian informasi karena menganggapnya sensitif dan berbahaya jika bocor kepada karyawan.
Nah, percayalah bahwa itu semua merupakan sebuah ilusi pada masa depan. Zaman tersebut sudah berakhir.
Saat ini, para pelanggan dan tim tengah mencari seorang pemimpin yang berbeda.
Lars Kolind & Jacob Botter dalam bukunya Unboss, menyebutkan lima perbedaan mendasar antara pemimpin masa lalu dengan pemimpin era digital, di antaranya sebagai berikut.
- Para karyawan ingin diperlakukan sebagai seorang individu dengan nilai dan sasaran mereka sendiri, bukan sekadar faktor produksi.
- Karyawan pada masa depan akan melakukan lebih banyak pekerjaan berbasis pengetahuan dan mengerjakan lebih sedikit tugas rutin.
- Organisasi masa depan akan berhasil hanya jika mereka memperbaharui atau menyesuaikan diri, sementara organisasi masa lampau sering kali merasa sudah cukup hanya dengan memperkecil biaya.
- Organisasi masa depan akan berhasil jika mereka bisa menjadi pioneer dalam memadukan berbagai teknologi dan pengetahuan dari berbagai ranah yang Pada masa lalu, mengetahui seluk-beluk produk organisasi dan teknologi sudah dianggap cukup.
- Organisasi masa depan akan berhasil hanya jika mereka erat bekerja sama dengan berbagai Pada masa silam, organisasi sering kali merasa cukup bila mereka bekerja sendirian.
Lantas apa bedanya pemimpin dengan seorang bos?
Jika Bos memimpin secara vertikal, tetapi seorang pemimpin milenial memimpin secara horizontal.
Lars Kolind dan Jacob Botter membedakannya dalam bagan berikut ini.
Bos Tradisional | Pemimpin Milenial |
Komandan tertinggi atau atasan | Mitra, kawan satu tim |
Mengontrol | Menginspirasi |
Direktur | Wirausaha dan pelayan |
Eksklusif | Inklusif |
Pembicara | Pendengar |
Manajer dan pengontrol | Sesama pekerja dan pembelajar |
Menganalisis, merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol | Menginspirasi, memfokuskan, mendorong, dan mengakui |
Merahasiakan informasi | Berbagi informasi |
Kantor terpisah, rapat formal, dan akses terbatas | Terintegrasi di tempat kerja, rapat informal, dan akses tak dibatasi |
untuk Pembahasan shifting leadership akan kita lanjutkan dalam artikel selanjutnya.