5. Gunakan Bakat-Bakat Dominan Sebanyak Mungkin
“Gunakan bakat-bakat dominan sebanyak mungkin”, saran tersebut biasa diberikan oleh seorang pemandu bakat kepada anak bimbingannya.
Sayangnya, tidak semua bakat yang kita miliki selalu sesuai dengan kebutuhan yang ada di tempat kerja. Ada kalanya bakat yang kita gunakan justru mengganggu pekerjaan yang dilakukan. Akibatnya, bakat kita tidak mencapai sasarannya.
Sebut saja bakat analytical yang selalu menginginkan bukti data di balik setiap fakta. Alih-alih bisa mengatasi masalah yang mendesak untuk diselesaikan, tim dengan bakat ini hanya akan membuat jengkel rekan-rekan di tempat kerja. Jika hal itu yang terjadi maka tidak ada yang bisa dilakukan selain melupakan saja bakat Anda tersebut untuk sementara.
Di samping mengabaikan bakat yang tidak efektif, kita juga bisa mengelola kelemahan kita dalam bakat-bakat tertentu. Cara paling mudah tentu saja mencarikan mitra kerja yang bisa menggantikan peran.
Sebenarnya tidak sulit menemukan orang yang cocok untuk mengisi peran-peran di mana terdapat kelemahan di dalamnya. Hal yang paling sulit justru mengakui kelemahan itu sendiri. Begitu kita menerima kelemahan tim kita, kita akan berusaha menemukan orang yang bisa menolong.
Cara lain mengatasi kelemahan adalah mencoba untuk menjadi sedikit lebih baik dalam bakat kita yang lemah tersebut. Misalnya dalam bakat disiplin. Bagi seseorang yang lemah dalam bakat tersebut maka tidak perlu menjadi yang terbaik, tetapi cukuplah menjadi sedikit lebih baik dalam hal kedisiplinan.
6. Berkolaborasi untuk Saling Menguatkan
Telah disinggung sebelumnya bahwa syarat berhasilnya sebuah kerja sama adalah ketika setiap orang memperlakukan mitra kerjanya secara unik. Setiap orang diperlakukan dengan selalu mempertimbangkan kekuatan-kekuatannya.
Gallup sendiri dalam penelitiannya telah menemukan elemen-elemen yang bisa membentuk suatu kemitraan (engagement) yang kuat. Salah satu dari elemen-elemen tersebut adalah adanya kekuatan yang saling melengkapi.
Alih-alih tim Anda diarahkan untuk bermitra dengan orang-orang yang memiliki kekuatan sama, akan lebih baik bila kita arahkan untuk bekerja sama dengan mereka yang bisa mengatasi kelemahannya.
Untuk mengetahui kerja sama yang ada telah saling melengkapi kekuatan maka kita bisa mengujinya dengan tiga pertanyaan.
Pertama, apakah kita saling melengkapi kekuatan?
Kedua, apakah kita saling membutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan? Ketiga, apakah mitra kerja kita melakukan beberapa tugas lebih baik daripada saya dan begitu juga sebaliknya?
Bila semua jawabannya “ya” maka kerja sama yang ada benar-benar saling melengkapi kekuatan yang ada.
Masalahnya, orang sering kurang menghargai hal yang menjadi kekuatannya dan tidak mengakui kelemahannya. Itulah sebabnya jujur terhadap diri sendiri dan orang lain tetap menjadi langkah awal berhasilnya suatu kerja sama.
Oh ya saran kami, Anda perlu melakukan analisis bakat secara lebih mendetail, terutama untuk tim inti Anda.
Untuk menganalisis tim inti Anda, seperti para manajer dan supervisor, Anda bisa menggunakan TMA (Talents Mapping Asessment). Dalam TMA ini, Anda tidak hanya mendapatkan strength typology dari tim Anda, tetapi juga akan diberikan asessment mengenai pekerjaan yang bisa dikerjakan, pekerjaan yang membutuhkan orang lain, cara mengoptimalkan setiap kekurangan, dan cara untuk menyiasati kelemahan.
Semuanya dalam sesi asessment antara asessor dengan tim Anda sehingga bisa menemukan kolaborasi yang tepat