Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk merancang sebuah produk/jasa menentukan daya tahan kita terhadap bisnis, mengapa demikian ?
Di era VUCA, dimana semuanya serba cepat, maka kecepatan mengambil keputusan termasuk menciptakan produk/jasa yang dibutuhkan masyarakat.
Seringkali kita membutuhkan waktu berbulan bulan bahkan hingga tahunan untuk menciptakan produk, alih alih produk itu diterima, baru launching produk kita sudah dianggap ketinggalan zaman.
Kita belajar dari NOKIA yang akhirnya terpuruk karena gagal mengambil keputusan untuk bekerjasama dengan microsoft atau android, begitu juga blackberry yang sibuk dengan OS sendiri dan terlambat bekerjasama dengan android, sebuah organisasi yang market leader dikalahkan dengan mudah oleh sebuah perusahaan yang bergerak cepat, AGILE.
Nah, salahsatu cara bertahan yang baik dalam menghadapi VUCA ini adalah seberapa mahir kita melihat dan memahami situasi, seberapa cepat kita mengambil keputusan dan seberapa tepat kita menentukan pilihan.
Namun cepat saja tidak cukup, bisa saja kita mengambil keputusan cepat, tapi belum tentu tepat. Ambil contoh Anda seorang bisnis owner di bidang kuliner, tiba tiba menghadapi pandemic COVID-19, dan anda mengambil keputusan tepat, merubah strategi bisns, entah jualan bumbunya, atau jualan frozen foodnya, ini adalah keputusan yang cepat, apakah tepat? Belum tentu. Kok bisa?
Apakah konsumen merespon, apakah mereka suka dengan produk baru kita? maka ini persoalan yang juga harus kita selesaikan dengan cepat sekaligus tepat.
Adalah DESIGN SPRINT, sebuah Agile Framework yang seharusnya mulai Anda terapkan dalam bisns. DS tidak hanya mengajak Anda mendesain produk dan jasa dengan cepat, tetapi juga tepat. Tepat dalam artian disukai oleh user/customer kita.
Untuk bekerja bersama dalam sprint, Anda dapat memangkas siklus diskusi tanpa akhir dan memangkas waktu berbulan-bulan menjadi satu minggu. Alih-alih menunggu untuk meluncurkan produk, minimal Anda bisa memahami apakah suatu ide itu bagus.
Anda akan mendapatkan data yang jelas dari prototipe yang realistis. Design Sprint memberi Anda kekuatan super: Anda dapat maju cepat ke masa depan untuk melihat produk yang sudah jadi dan bagaimana reaksi pelanggan, sebelum membuat suatu komitmen
Google adalah perusahaan yang menerapkan DS ini, kita lihat saat ini google merajai pangsa pasar, hidup kita tida bisa terlepas dari fasilitas yang diberikan goole, semua produk google diterima oleh user/customer.
Di Indonesia kita mengenal GOJEK, Ruang Guru, yang produk-produknya diciptakan dengan menggunakan Agile Framework bernama Design Sprint, hasilnya? kedua startup itu menjadi populer saat ini.
Nah, bagaimana Design Sprint membantu kita? mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu Design Sprint, ya…
Design Sprint adalah proses untuk menjawab pertanyaan bisnis melalui tahapan tehapan diantaranya : desain, pembuatan prototipe, dan pengujian ide dengan pelanggan dalam waktu 2–5 hari.
Hal ini sangat penting dalam strategi bisnis, inovasi, Behavior Science, Design Thinking, dan masih banyak lagi. Design Sprint telah dikemas dalam proses teruji yang dapat digunakan oleh tim mana pun, dan bisnis Apapun, termasuk bisnis yang baru Anda rintis.
Bagaimana design sprint bisa membantu kita menciptakan prototype produk dalam waktu lima hari dan bisa diterima pasar? karena tidak hanya melibatkan tim internal tetapi juga diujicobakan langsung kepada target market, dan sekaligus mendapatkan feedback perbaikan tanpa harus menunggu produk selesai dibuat.
Secara sederhana Design Sprint dilakukan dengan melalui 5 tahapan, diantaranya sebagai berikut :
- Pertama : Understand & Define (Memahami dan Mendefinisikan),Tahap pertama ini bertujuan untuk memahami kebutuhan pengguna, tujuan bisnis yang ingin dicapai, kapasitas teknologi, serta mendapatkan target masalah yang sangat berpengaruh kepada sebuah produk dan yang mungkin dapat diselesaikan dalam satu sprint ke depan. Tahap ini juga untuk memahami strategi dan fokus utama dalam pengembangan produk.
- Kedua : Diverge (Berpikir Secara Berbeda). Di tahap kedua, kita dipacu untuk mengeluarkan sebanyak mungkin ide dari segala permasalahan yang ditemukan dengan metode How Might We (HMW).
- Ketiga : Decide (Memutuskan). Di tahap ketiga ini, tiap peserta menjelaskan hasil dari ide yang dituangkan dalam Crazy Eight. Setiap orang diberikan waktu 2 menit untuk menjelaskan sketsa mereka. Lalu, dilakukan pemungutan suara ide besar yang dipandu oleh Sprint Master.
- Keempat : Prototype (Membuat Prototipe), Di tahap ini kita akan fokus membangun sebuah Minimum Viable Product (MVP). MVP adalah produk dengan fitur yang cukup untuk memuaskan pemakai dan bisa ditarik pendapat dari mereka. Membangun MVP ini dengan cara membuat prototipe dari ide-ide besar yang didapat dari pemungutan suara sebelumnya.
- Validation (Validasi), ini adalah tahap terakhir, kita melakukan validasi kepada pengguna, bussines stakeholders, dan technical expert.
Setelah semua langkah selesai dilakukan, proses selanjutnya adalah eksekusi pada development.
Untuk lebih paham mengenai Design Sprint, kita akan bahas secara detail tahapnnya dalam sebuah kelas Online Design Sprint, di 13 Juni mendatang ya, jam 09.00-12.00 WIB. Info Hubungi 0822 6488 8840
Pastikan Anda dan Tim inti Anda hadir.